Ilustrasi Politik

LINGKARPENA - Para Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi Katolik Angkat Suara Menyikapi Dinamika Politik.

Sebuah pernyataan sikap yang ditandatangani oleh 24 rektor dan ketua perguruan tinggi Katolik Indonesia, melalui Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik), mengecam potensi ancaman terhadap tatanan hukum dan demokrasi menjelang Pemilu 2024. 

Mereka menekankan perlunya pemilu yang damai dan demokratis, serta menghimbau semua pihak untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan politik tertentu.

Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan terhadap praktik penyalahgunaan kekuasaan, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang dianggap merusak semangat reformasi dan konstitusi. Aptik mengajak pemerintah, penyelenggara pemilu, dan aparat negara untuk memastikan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, serta menegakkan hukum secara adil.

Tidak hanya itu, Aptik juga mendorong aktifitas perguruan tinggi dalam pemantauan dan pengawasan pemilu, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan mencegah praktik yang tidak etis.

Sementara itu, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) turut menyuarakan keprihatinan terhadap kemunduran demokrasi di Indonesia. Mereka menilai politik dinasti dan pengingkaran konstitusi sebagai ancaman serius terhadap demokrasi, dan mengajak masyarakat untuk tidak memilih calon yang terlibat dalam manipulasi konstitusi.

Deklarasi masyarakat sipil yang mereka usung bertujuan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga, mengawasi, dan memastikan pemilu dilaksanakan secara bebas, jujur, dan adil sebagai langkah konkret dalam menyelamatkan demokrasi Indonesia.


  • Berbagai Sumber
  • Editor : Ki

Advertisement

image